INDAHNYA KEBERSAMAAN

Kamis, 19 April 2012

presentasi bokong


1.      DEFINISI
Presentasi Bokong merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.

2.      INSIDENSI
Presentasi bokong memiliki angka kejadian sekitar 3-8% dari seluruh persalinan pervaginam.

3.      ETIOLOGI
Faktor Janin: Kembar, hidrosefalus, anensefali, oligohidramnion, polihidramnion.
Faktor Ibu: Uterus abnormal (uterus bikornus), uterus kendor, plasenta previa, plasenta di fundus

4.      KLASIFIKASI
a.     Presentasi bokong murni (Frank Breech)
Yaitu fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga kaki terletak berdekatan dengan kepala.
presentasi+bokong+murni
b.    Presentasi bokong lengkap (Complete Breech)
Yaitu satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi dari pada ekstensi.
presentasi+bokong+sempurna
c.     Presentasi bokong tidak lengkap (Incomplete Breech)
Yaitu satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi dan satu atau kedua kaki atau lutut terletak dibawah bokong, sehingga kaki atau lutut bayi terletak paling bawah pada jalan lahir,terdiri dari :
1)      Letak kaki :
Kedua kaki terletak dibawah = letak kaki sempurna
Hanya satu kaki terletak dibawah = letak kaki tak sempurna
presentasi+kaki
Presentasi Kaki

2)      Letak lutut :
Kedua lutut terletak paling rendah (letak lutut sempurna)
Hanya satu lutut terletak paling rendah (letak lutut tak sempurna)

5.      DIAGNOSIS
a.     Pemeriksaan Abdomen
1)      Palpasi
Dengan perasat Leopold didapatkan;
Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen menempati bagian fundus uteri.
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.
Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama engagement belum terjadi.
2)      Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus.
b.    Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os sacrum, tuber ossis ischii, anus.
c.     Pemeriksaan Penunjang.
Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. (Magnetic Resonance Imaging).
d.    Skor Zatuchni  Acros
            Tujuan penelitian untuk menilai  keberhasilan persoalan sungsang genap bulan dengan memakai skor Zatuchni-Andros (Z,A).
            Resiko asfiksia pada persalinan sungsang bulan dengan pervagnam adalah 5.28 kali lebih besar pda menit pertama, 8.01 kali pada menit kelima dan 25.69 kali pula menit kesepuluh pada skor Z-A 4 dibanding pada skor Z-A 4.
            Risiko asfiksia pada persalinan sungsang genap bulan dengan cara pervaginam 3.75 kali lebih besar pada menit pertama, 3.21 kali pada menit kelima dan 3.29 kali pada skor Z-A 4.
            Kejadian asfiksia pada persalinan sungsang genap bulan pada persalinan pervaginam sama dibandingkan persalinan bedah caesar pada skor Z-A 4.
            Risiko terjadinya asfiksia pada kelompok inersia uteri yang dilakukan oksitosin drip 1.86 lebih besar pada menit pertama, 1.99 kali pada menit kelima dan 1.19 kali pada menit kesepuluh pada skor Z-A 4.
            Risiko terjadinya asfiksia pada kelompok innersia uteri yang dilakukan oksitosin drip 3.98 kali lebih besar pada menit pertama, 2.17 kali pada menit kelima, sama pada menit kesepuluh pada skor Z-A 4.

6.      MEKANISME PERSALINAN BOKONG
a.      Persalinan Spontan (spontan bracht)
Bracht+manuver

            Persalinan berlangsung dengan tenaga ibu sendiri , tanpa manipulasi penolong
                                          Gambar 4. Persalinan dengan spontan Bracht
b.      Ekstraksi Parsial
                        Ekstraksi parsial dilakukan jika persalinan sontan tidak berhasil, atau jika    scapula inferior tidak terlihat setelah ibu mengedan sebanyaki 2-3 kali.
Fase persalinan pada ekstraksi parsial:
            1. Fase lambat
                        Fase dimana penolong menunggu dengan sabar lahirnya bokong sampai      umbilicus, setelah itu tali pusat dikendorkan
            2.  Fase Cepat
                        Fase dimana penolong harus bertindak cepat, mulai dari lahirnya umbilicus             sampai lahirnya mulut, maksimal waktu adalah 8 menit
           
            3. Fase Lambat
                        Fase mulai dari lahirnya mulut, sampai berturut turut lahir hidung, dahi dan            seluruh kepala.
            Ekstraksi Parsial dapat dilakukan dengan tiga cara:
1.       Cara Klasik
classic+manuver

                        Prinsipnya adalah melahirkan bahu belakang terlebih dahulu. Untuk            melahirkan bahu belakang, kedua kaki dipegang dengan satu tangan, di tarik cunam      ke atas sejauh mungkin , dan tangan yang satu lagi melahirkan tangan belakang.

2.       Cara Muller
                        Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan terlebih dahulu, kedua tangan     penolong memegang panggul bayi secara femuro-pelvik dan ditarik cunam ke bawah       sampai bahu depan lahir, kemudian ditarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang

muller+manuver

           
            3. Cara Lovset
lovset+manuver

                        Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan dengan cara memutar badan janin           180 derajad, kemudian setelah bahu depan lahir, badan janin diputar lagi ke arah             berlawanan untuk melahirkan bahu belakang

c.       Ekstraksi Total
                        Ada dua macam ekstraksi total, ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki.
                         Ekstraksi bokong dilakukan jika bokong sudah berada di dasar       panggul, sedangkan    ekstraksi kaki dilakukan pada presentasi kaki, atau bokong      masih dapat dibebaskan          dari pintu atas panggul. Kaki diturunkan dengan cara          Pinard

ekstraksi+total


d.      Melahirkan Janin dengan Lengan Menunjuk (Nuchal Arm)
                        Kadang ada kalanya bahu janin tidak dapat lahir yang disebabkan karena   lengan yang tersangkut dalam posisi  menunjuk (nuchal arm). Lengan menunjuk       maksudnya adalah posisi salah satu lengan berada di belakang leher janin dan         menunjuk ke suatu arah. Untuk melahirkan janin dengan kondisi seperti ini , dapat             digunakan kombinasi antara cara Klasik dan Lovset, yaitu cara BICKENBACH’s.
e.       Cara Bickenbach’s dilakukan dengan cara:
            Bila yang menunjuk adalah lengan depan:
                        Kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga          kedua ibu jari penolong berada di punggung ianin dan sejajar sumbu panjang janin.           Kemudian penolong  memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana   lengan janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang leher             menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada di sacrum).     Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara klasik. Setelah itu baru melahirkan             bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara klasik.
bickenbach


            Bila yang menunjuk adalah lengan belakang:
                        Caranya hamper sama dengan bila yang menunjuk adalah lengan depan,     namun kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga          kedua ibu jari penolong berada di dada janin dan sejajar sumbu panjang janin.   Kemudian penolong  memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana             lengan janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang leher       menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada di sacrum).       Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara klasik. Setelah itu baru melahirkan     bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara klasik.

            Melahirkan Kepala :
                        Untuk melahirkan kepala, dapat dilakukan dengan cara Mauriceau. Cara ini            dilakukan dengan cara tangan kiri penolong masuk ke dalam vagina mencari mulut      janin, setelah ketemu, jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin, dan jari telunjuk   dan jari manis diletakkan pada fossa kanina sehingga dapat menahan kepala janin    tetap dalam keadaan fleksi. Badan janin ditopang di tangan kiri penolong sehingga            janin tampak seperti menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan           mencengkam leher janin dari arah punggung . Setelah itu dilakukan traksi cunam ke     bawah, sampai terlihat occiput sebagai hipomoklion, baru dilakukan traksi cunam ke      atas, sehingga lahirlah berturut turut mulut, hidung, mata , dahi.
  
mauriceau

  


f.       Persalinan PerAbdominal (SC)
            Persalianan presentasi bokong dengan Sectio Cesaria merupakan cara yang             terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan presentasi       bokong secara pervaginam, memberi trauma yang sangat berarti bagi janin, yang            gejala-gejalanya akan tampak pada waktu persalinan maupun dikemudian hari.             Namun hal ini tidak berarti bahwa semua presentasi bokong harus harus dilahirkan             secara perabdominam.
7.      PROGNOSIS
            Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan letak kepala. Pada persalinan sungsang yang sulit terdapat peningkatan risiko maternal. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan memperbesar risiko infeksi pada ibu. Berbagai perasat intra uteri, khususnya dengan segmen bawah uterus yang sudah tipis, atau persalinan after coming head lewat serviks yang belum berdilatasi lengkap, dapat mengakibatkan ruptura uteri, laserasi serviks ataupun keduanya. Tindakan manipulasi tersebut dapat pula menyebabkan pelebaran luka episiotomi dan robekan perineum yang dalam. Anestesi yang memadai untuk menimbulkan relaksasi uterus yang nyata dapat pula mengakibatkan atonia uteri yang selanjutnya diikuti oleh perdarahan postpartum dari tempat implantasi plasenta. Meskipun demikian, secara umum prognosis bagi ibu yang bayinya dilahirkan dengan ekstraksi bokong bagaimanapun juga lebih baik bila dibandingkan pada tindakan seksio sesarea.

            Bagi janin, prognosisnya kurang menguntungkan dan akan semakin serius dengan semakin tingginya bagian presentasi pada awal dilakukannya ekstraksi bokong. Di samping peningkatan risiko terjadinya ruptura tentorium dan perdarahan intraserebral, yang menyertai persalinan sungsang, angka mortalitas perinatal juga meningkat akibat semakin besarnya kemungkinan terjadinya trauma lain pada saat dilakukan ekstraksi. Lebih lanjut, prolapsus funikuli pada presentasi bokong tak lengkap jauh 
1.      DEFINISI
Presentasi Bokong merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.

2.      INSIDENSI
Presentasi bokong memiliki angka kejadian sekitar 3-8% dari seluruh persalinan pervaginam.

3.      ETIOLOGI
Faktor Janin: Kembar, hidrosefalus, anensefali, oligohidramnion, polihidramnion.
Faktor Ibu: Uterus abnormal (uterus bikornus), uterus kendor, plasenta previa, plasenta di fundus

4.      KLASIFIKASI
a.     Presentasi bokong murni (Frank Breech)
Yaitu fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga kaki terletak berdekatan dengan kepala.
presentasi+bokong+murni
b.    Presentasi bokong lengkap (Complete Breech)
Yaitu satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi dari pada ekstensi.
presentasi+bokong+sempurna
c.     Presentasi bokong tidak lengkap (Incomplete Breech)
Yaitu satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi dan satu atau kedua kaki atau lutut terletak dibawah bokong, sehingga kaki atau lutut bayi terletak paling bawah pada jalan lahir,terdiri dari :
1)      Letak kaki :
Kedua kaki terletak dibawah = letak kaki sempurna
Hanya satu kaki terletak dibawah = letak kaki tak sempurna
presentasi+kaki
Presentasi Kaki

2)      Letak lutut :
Kedua lutut terletak paling rendah (letak lutut sempurna)
Hanya satu lutut terletak paling rendah (letak lutut tak sempurna)

5.      DIAGNOSIS
a.     Pemeriksaan Abdomen
1)      Palpasi
Dengan perasat Leopold didapatkan;
Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen menempati bagian fundus uteri.
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.
Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama engagement belum terjadi.
2)      Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus.
b.    Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os sacrum, tuber ossis ischii, anus.
c.     Pemeriksaan Penunjang.
Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. (Magnetic Resonance Imaging).
d.    Skor Zatuchni  Acros
            Tujuan penelitian untuk menilai  keberhasilan persoalan sungsang genap bulan dengan memakai skor Zatuchni-Andros (Z,A).
            Resiko asfiksia pada persalinan sungsang bulan dengan pervagnam adalah 5.28 kali lebih besar pda menit pertama, 8.01 kali pada menit kelima dan 25.69 kali pula menit kesepuluh pada skor Z-A 4 dibanding pada skor Z-A 4.
            Risiko asfiksia pada persalinan sungsang genap bulan dengan cara pervaginam 3.75 kali lebih besar pada menit pertama, 3.21 kali pada menit kelima dan 3.29 kali pada skor Z-A 4.
            Kejadian asfiksia pada persalinan sungsang genap bulan pada persalinan pervaginam sama dibandingkan persalinan bedah caesar pada skor Z-A 4.
            Risiko terjadinya asfiksia pada kelompok inersia uteri yang dilakukan oksitosin drip 1.86 lebih besar pada menit pertama, 1.99 kali pada menit kelima dan 1.19 kali pada menit kesepuluh pada skor Z-A 4.
            Risiko terjadinya asfiksia pada kelompok innersia uteri yang dilakukan oksitosin drip 3.98 kali lebih besar pada menit pertama, 2.17 kali pada menit kelima, sama pada menit kesepuluh pada skor Z-A 4.

6.      MEKANISME PERSALINAN BOKONG
a.      Persalinan Spontan (spontan bracht)
Bracht+manuver

            Persalinan berlangsung dengan tenaga ibu sendiri , tanpa manipulasi penolong
                                          Gambar 4. Persalinan dengan spontan Bracht
b.      Ekstraksi Parsial
                        Ekstraksi parsial dilakukan jika persalinan sontan tidak berhasil, atau jika    scapula inferior tidak terlihat setelah ibu mengedan sebanyaki 2-3 kali.
Fase persalinan pada ekstraksi parsial:
            1. Fase lambat
                        Fase dimana penolong menunggu dengan sabar lahirnya bokong sampai      umbilicus, setelah itu tali pusat dikendorkan
            2.  Fase Cepat
                        Fase dimana penolong harus bertindak cepat, mulai dari lahirnya umbilicus             sampai lahirnya mulut, maksimal waktu adalah 8 menit
           
            3. Fase Lambat
                        Fase mulai dari lahirnya mulut, sampai berturut turut lahir hidung, dahi dan            seluruh kepala.
            Ekstraksi Parsial dapat dilakukan dengan tiga cara:
1.       Cara Klasik
classic+manuver

                        Prinsipnya adalah melahirkan bahu belakang terlebih dahulu. Untuk            melahirkan bahu belakang, kedua kaki dipegang dengan satu tangan, di tarik cunam      ke atas sejauh mungkin , dan tangan yang satu lagi melahirkan tangan belakang.

2.       Cara Muller
                        Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan terlebih dahulu, kedua tangan     penolong memegang panggul bayi secara femuro-pelvik dan ditarik cunam ke bawah       sampai bahu depan lahir, kemudian ditarik ke atas untuk melahirkan bahu belakang

muller+manuver

           
            3. Cara Lovset
lovset+manuver

                        Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan dengan cara memutar badan janin           180 derajad, kemudian setelah bahu depan lahir, badan janin diputar lagi ke arah             berlawanan untuk melahirkan bahu belakang

c.       Ekstraksi Total
                        Ada dua macam ekstraksi total, ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki.
                         Ekstraksi bokong dilakukan jika bokong sudah berada di dasar       panggul, sedangkan    ekstraksi kaki dilakukan pada presentasi kaki, atau bokong      masih dapat dibebaskan          dari pintu atas panggul. Kaki diturunkan dengan cara          Pinard

ekstraksi+total


d.      Melahirkan Janin dengan Lengan Menunjuk (Nuchal Arm)
                        Kadang ada kalanya bahu janin tidak dapat lahir yang disebabkan karena   lengan yang tersangkut dalam posisi  menunjuk (nuchal arm). Lengan menunjuk       maksudnya adalah posisi salah satu lengan berada di belakang leher janin dan         menunjuk ke suatu arah. Untuk melahirkan janin dengan kondisi seperti ini , dapat             digunakan kombinasi antara cara Klasik dan Lovset, yaitu cara BICKENBACH’s.
e.       Cara Bickenbach’s dilakukan dengan cara:
            Bila yang menunjuk adalah lengan depan:
                        Kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga          kedua ibu jari penolong berada di punggung ianin dan sejajar sumbu panjang janin.           Kemudian penolong  memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana   lengan janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang leher             menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada di sacrum).     Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara klasik. Setelah itu baru melahirkan             bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara klasik.
bickenbach


            Bila yang menunjuk adalah lengan belakang:
                        Caranya hamper sama dengan bila yang menunjuk adalah lengan depan,     namun kedua tangan penolong mencengkam badan janin sedemikian rupa sehingga          kedua ibu jari penolong berada di dada janin dan sejajar sumbu panjang janin.   Kemudian penolong  memutar badan janin ke arah panggul , atau ke arah dimana             lengan janin menunjuk, sehingga lengan yang tadinya berada di belakang leher       menjadi di depan dada janin , dan menjadi lengan belakang (berada di sacrum).       Setelah ini lengan belakang dilahirkan dengan cara klasik. Setelah itu baru melahirkan     bahu depan , yang dapat juga dilahirkan dengan cara klasik.

            Melahirkan Kepala :
                        Untuk melahirkan kepala, dapat dilakukan dengan cara Mauriceau. Cara ini            dilakukan dengan cara tangan kiri penolong masuk ke dalam vagina mencari mulut      janin, setelah ketemu, jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin, dan jari telunjuk   dan jari manis diletakkan pada fossa kanina sehingga dapat menahan kepala janin    tetap dalam keadaan fleksi. Badan janin ditopang di tangan kiri penolong sehingga            janin tampak seperti menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan           mencengkam leher janin dari arah punggung . Setelah itu dilakukan traksi cunam ke     bawah, sampai terlihat occiput sebagai hipomoklion, baru dilakukan traksi cunam ke      atas, sehingga lahirlah berturut turut mulut, hidung, mata , dahi.
  
mauriceau

  


f.       Persalinan PerAbdominal (SC)
            Persalianan presentasi bokong dengan Sectio Cesaria merupakan cara yang             terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan presentasi       bokong secara pervaginam, memberi trauma yang sangat berarti bagi janin, yang            gejala-gejalanya akan tampak pada waktu persalinan maupun dikemudian hari.             Namun hal ini tidak berarti bahwa semua presentasi bokong harus harus dilahirkan             secara perabdominam.
7.      PROGNOSIS
            Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan letak kepala. Pada persalinan sungsang yang sulit terdapat peningkatan risiko maternal. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan memperbesar risiko infeksi pada ibu. Berbagai perasat intra uteri, khususnya dengan segmen bawah uterus yang sudah tipis, atau persalinan after coming head lewat serviks yang belum berdilatasi lengkap, dapat mengakibatkan ruptura uteri, laserasi serviks ataupun keduanya. Tindakan manipulasi tersebut dapat pula menyebabkan pelebaran luka episiotomi dan robekan perineum yang dalam. Anestesi yang memadai untuk menimbulkan relaksasi uterus yang nyata dapat pula mengakibatkan atonia uteri yang selanjutnya diikuti oleh perdarahan postpartum dari tempat implantasi plasenta. Meskipun demikian, secara umum prognosis bagi ibu yang bayinya dilahirkan dengan ekstraksi bokong bagaimanapun juga lebih baik bila dibandingkan pada tindakan seksio sesarea.

            Bagi janin, prognosisnya kurang menguntungkan dan akan semakin serius dengan semakin tingginya bagian presentasi pada awal dilakukannya ekstraksi bokong. Di samping peningkatan risiko terjadinya ruptura tentorium dan perdarahan intraserebral, yang menyertai persalinan sungsang, angka mortalitas perinatal juga meningkat akibat semakin besarnya kemungkinan terjadinya trauma lain pada saat dilakukan ekstraksi. Lebih lanjut, prolapsus funikuli pada presentasi bokong tak lengkap jauh lebih sering dijumpai bila dibandingkan pada presentasi verteks, dan komplikasi ini selanjutnya akan memperburuk prognosis bagi bayi.

            Fraktur humerus dan klavikula tidak selalu dapat dihindari ketika dilakukan pembebasan lengan, dan fraktur femur dapat terjadi dalam pelaksanaan ekstraksi bokong pada persalinan frank breech yang sulit. Hematom otot sternokleidomastoideus kadang kala terjadi setelah tindakan ekstraksi, meskipun keadaan ini akan hilang spontan. Tetapi, beberapa permasalahan yang lebih serius dapat mengikuti separasi epifisis pada tulang skapula, humerus atau femur. Paralisis lengan merupakan peristiwa yang bisa terjadi akibat tekanan oleh jari tangan operator pada pleksus brakialis ketika melakukan traksi, tetapi lebih sering lagi disebabkan oleh peregangan leher secara berlebihan ketika dilakukan pembebasan lengan bayi. Kalau bayi ditarik keluar secara paksa lewat panggul yang sempit, fraktur kompresi berbentuk sendok atau fraktur tengkorak yang sebenarnya, dengan akibat yang umumnya fatal, bisa saja terjadi. Kadang-kadang leher bayi sendiri dapat patah kalau pada waktu ekstraksi digunakan tenaga yang besar.


8.      PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kasus sesuai dengan mekanisme persalinan bokong.

 lebih sering dijumpai bila dibandingkan pada presentasi verteks, dan komplikasi ini selanjutnya akan memperburuk prognosis bagi bayi.

            Fraktur humerus dan klavikula tidak selalu dapat dihindari ketika dilakukan pembebasan lengan, dan fraktur femur dapat terjadi dalam pelaksanaan ekstraksi bokong pada persalinan frank breech yang sulit. Hematom otot sternokleidomastoideus kadang kala terjadi setelah tindakan ekstraksi, meskipun keadaan ini akan hilang spontan. Tetapi, beberapa permasalahan yang lebih serius dapat mengikuti separasi epifisis pada tulang skapula, humerus atau femur. Paralisis lengan merupakan peristiwa yang bisa terjadi akibat tekanan oleh jari tangan operator pada pleksus brakialis ketika melakukan traksi, tetapi lebih sering lagi disebabkan oleh peregangan leher secara berlebihan ketika dilakukan pembebasan lengan bayi. Kalau bayi ditarik keluar secara paksa lewat panggul yang sempit, fraktur kompresi berbentuk sendok atau fraktur tengkorak yang sebenarnya, dengan akibat yang umumnya fatal, bisa saja terjadi. Kadang-kadang leher bayi sendiri dapat patah kalau pada waktu ekstraksi digunakan tenaga yang besar.


8.      PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kasus sesuai dengan mekanisme persalinan bokong.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar